Motor starter pada kendaraan merupakan bab dari komponen-komponen sistem starter. Motor starter dipakai pada sistem starter elektrik. Salah satu tipe motor starter yang sering dipakai pada kendaraan kendaraan beroda empat ialah motor starter konvensional.
Motor starter berfungsi sebagai pelopor mula atau awal kendaraan semoga kendaraan sanggup hisup. Motor starter konvensional terdiri dari beberapa komponen, komponen-komponen motor starter konvensional antara lain yoke and pole, field coil, armature, sikat (brush), kopling starter, drive lever, armature brake dan magnetic switch (solenoid).
Cara kerja motor starter konvensional
Ketika pengemudi memutar kunci kontak ke posisi starter (starter On) maka arus faktual baterai akan mengalir ke kumparan pull in coil dan hold in coil di magnetic switch starter (solenoid) kemudian menuju ke massa.
Arus listrik yang mengalir ke kumparan pull in coil dan hold in coil akan membentuk medan magnet dengan arah medan yang sama sehingga akan menarik plunger sehingga contact plate akan menutup main switch (menghubungkan terminal C dengan terminal 30), pada dikala yang sama, ketika plunger tertarik maka plunger juga akan menarik drive lever sehingga drive lever akan mendorong starter clutch kemudian starter clutch akan mendorong pinion gear sampai berkaitan dengan ring gear (fly wheer).
Untuk lebih jelasnya, ajaran arus ketika kunci kontak diputar pada posisi starter ialah sebagai berikut :
Baterai faktual > terminal 50 > hold in coil > massa.
Baterai faktual > terminal 50 > pull in coil > field coil > armature > massa.
Pada dikala ini arus yang mengalir ke magnetic switch relatif kecil, sehingga ajaran listrik yang menuju ke armature pun juga masih kecil alasannya ialah contact plate balum menutup main switch (terminal C dan terminal 30 belum terhubung). Aliran arus yang kecil ke armature akan menciptakan armature berputar lambat sehingga dikala perkaitan antara pinion gear dengan ring gear sanggup terjadi dengan lembut.
Ketika pinion gear sudah berkaitan secara penuh dengan ring gear (fly wheel) maka contact plate akan menutup main switch sehingga terminal C dan terminal 30 terhubung. Untuk lebih jelasnya, ajaran arus ketika pinion gear sudah berkaitan penuh dan contact plate sudah terhubung dengan mainswitch ialah sebagai berikut :
Baterai faktual > terminal 50 > hold in coil > massa.
Baterai faktual > main switch (terminal 30) > contact plate > terminal C > field coil > armature > massa.
Pada dikala ini pull in coil sudah tidak bekerja alasannya ialah tidak ada ajaran arus yang menuju ke pull in coil, namun hold in coil masih bekerja untuk menahan semoga pinion gear tetap berafiliasi dan contact plate tetap terhubung dengan main switch. Disaat yang sama, arus dari baterai faktual pribadi mengalir ke armature, sehingga arus listrik yang mengalir ke armature besar dan kesannya armature akan berputar dengan cepat.
Putaran dari armature akan diteruskan ke pinion gear kemudian ke ring gear (fly wheel). Ketika kendaraan sudah hidup maka putaran dari ring gear akan lebih cepat dibandingkan dengan putaran pinion gear sehingga ring gear akan memutarkan armature melalui pinion gear. Untuk menghindari kerusakan pada dikala tersebut maka pada motor starter dilengkapi dengan kopling starter untuk membebaskan armature dari putaran ring gear.
Saat switch starter Off (kunci kontak pada posisi IG) maka pada dikala ini terminal 50 tidak akan mendapat arus dari faktual baterai maka ajaran arus pada motor starter ialah sebagai berikut :
Baterai faktual > terminal 30 > contact plate > terminal C > pull in coil > hold in coil > massa.
Baterai faktual > terminal 30 > contact plate > terminal C > field coil > armature > massa.
Pada dikala ini yaitu dikala switch starter Off maka field coil dan hold in coil tidak akan mendapat arus dari terminal 50 melainkan dari terminal C. Arah medan magnet pada dikala ini yang ditimbulkan oleh pull in coil dan hold in coil akan berlawanan arah sehingga terjadi proses demagnetisasi atau proses saling menghilangkan medan magnet yang terbentuk pada kedua kumparan hold in coil dan pull in coil. Akibat medan magnet menghilang, maka plunger akan kembali ke posisi semula alasannya ialah adanya return spring. Akibatnya, plunger akan menarik kembali pinion gear kembali ke posisi semula (tidak lagi berafiliasi dengan ring gear) dan pada saar yang sama, posisi contact plate akan kembali posisi semula sehingga tidak lagi terhubung dengan main switch (terminal 30 tidak akan terhubung dengan terminal C). Akibat ajaran arus yang menuju terminal C terputus maka motor starter akan berhenti berputar.
Pada dikala ini yaitu dikala switch starter Off maka field coil dan hold in coil tidak akan mendapat arus dari terminal 50 melainkan dari terminal C. Arah medan magnet pada dikala ini yang ditimbulkan oleh pull in coil dan hold in coil akan berlawanan arah sehingga terjadi proses demagnetisasi atau proses saling menghilangkan medan magnet yang terbentuk pada kedua kumparan hold in coil dan pull in coil. Akibat medan magnet menghilang, maka plunger akan kembali ke posisi semula alasannya ialah adanya return spring. Akibatnya, plunger akan menarik kembali pinion gear kembali ke posisi semula (tidak lagi berafiliasi dengan ring gear) dan pada saar yang sama, posisi contact plate akan kembali posisi semula sehingga tidak lagi terhubung dengan main switch (terminal 30 tidak akan terhubung dengan terminal C). Akibat ajaran arus yang menuju terminal C terputus maka motor starter akan berhenti berputar.
0 Response to "Cara Kerja Motor Starter Konvensional"