Latest News

Cara Investigasi Baterai (Accu)

Baterai atau accu pada kendaraan merupakan sumber listrik pada rangkaian kelistrikan di kendaraan. Saat mesin akan dihidupkan maka baterailah yang mensuplai arus ke motor stater, dan sesudah mesin sudah hidup maka altenator akan mengisi kembali arus pada baterai.

Sehingga tanpa adanya baterai maka kendaraan khususnya kendaraan beroda empat tidak akan sanggup menyala alasannya ialah untuk menghidupkan kendaraan ini memakai elektrik starter.

Penggunaan baterai secara terus-menerus akan mengakibatkan penurunan kemampuan baterai sehingga pada baterai perlu dilakukan pemeriksaan.

Baca juga : Fungsi baterai (accu)

Pemeriksaan baterai mempunyai kegunaan untuk mengetahui kondisi baterai apakah masih baik atau sudah buruk, adapaun investigasi pada baterai dibagi menjadi dua yaitu investigasi secara visual dan investigasi baterai dengan alat ukur.
Pemeriksaan baterai secara visual
1. Pemeriksaan kondisi dari kotak baterai
Pemeriksaan secara visual yang pertama ialah investigasi kondisi dari kotak baterai. Kotak baterai merupakan kepingan paling luar baterai dan sanggup pribadi dilihat kondisinya secara langsung.

Kotak baterai yang masih normal bentuknya masih rata dan lurus, tidak menggelembung, tidak ada keretakan pada kotak baterai dan tidak terjadi kebocoran pada kotak baterai. Sehingga bila ditemui baterai kondisi kotak baterai yang tidak normal contohnya ada yang retak atau bocor atau tidak rata atau menggelembung maka lakukan penggantian baterai.

2. Pemeriksaan terminal baterai
Pemeriksaan secara visual yang kedua ialah melaksanakan investigasi terminal baterai terhadap kerusakan atau kotoran. Baterai yang sering dipakai maka lama-kelamaan juga akan berdampak pada terminal baterai yaitu terminal baterai menjadi kotor.

Terminal baterai sanggup menjadi kotor alasannya ialah bubuk yang menembel pada terminal atau alasannya ialah terjadinya reaksi kimia yang memungkinkan pada terminal terjadi proses oksidasi. Jika terminal baterai kotor maka lakukan pebersihan terminal alasannya ialah terminal yang kotor akan menambah kendala arus untuk mengalir.

Jika terminal mengalami oksidasi (muncul bintik-bintik putih) sanggup dibersihkan memakai air panas yang disiramkan ke terminal-terminal baterai tersebut kemudian lap hingga bersih.

Selain itu periksa kondisi terminal dari kerusakan (ada kepingan yang patah atau tidak), alasannya ialah kalau terminal rusak nanti akan menciptakan klem pada terminal tidak kencang.

3. Pemeriksaan jumlah elektrolit
Pemeriksaan secara visual yang ketiga ialah investigasi jumlah elektrolit di dalam baterai (hanya berlaku untuk baterai basah). Tinggi elektrolit dalam baterai sanggup diketahui dengan melihat tinggi permukaan elektrolit dengan batas atas atau batas bawah pada kotak baterai.

Jumlah elektrolit pada baterai harus sesuai isinya, jangan hingga berlebih dan jangan hingga kurang. Cara untuk mengetahui jumlah elektrolit itu sempurna ialah tinggi permukaan elektrolit harus berada diantara tanda lower level dan upper level (batas bawah dan batas atas).

Jika tinggi permukaan elektrolit berada di atas tanda upper maka jumlah elektrolit terlalu banyak sehingga harus dikurangi, namun bila tinggi elektrolit dibawah tanda lower maka jumlah elektrolit di dalam baterai kurang. Jika kurang maka perlu ditambahan, penambahan ini memakai air suling.

4. Pemeriksaan tutup baterai dan terusan ventilasi
Pemeriksaan secara visual keempat ialah menilik tutup baterai dan terusan ventilasi pada tutup baterai. Pada tutup baterai terdapat lubang ventilasi yang berfungsi untuk mengeluarkan gas hasil reaksi kimia ketika proses pengisian dan proses pengosongan.

Jika lubang ventilasi ini tersumbat maka sanggup mengakibatkan gas hasil proses kimia tersebut tidak sanggup keluar dari kotak baterai yang nantinya sanggup mengakibatkan kotak baterai melembung. Sehingga selalu pastikan bahwa lubang ventilasi pada tutup baterai jangan hingga tersumbat.

Selain itu pengecekkan kekencangan pemasangan tutup baterai juga harus diperiksa, jangan hingga tutup baterai kendor yang nantinya sanggup mengakibatkan elektrolit tumpah.

Pemeriksaan baterai memakai alat ukur
1. Pemeriksaan tegangan pada baterai
Pemeriksaan dengan memakai alat ukur yang pertama ialah investigasi tegangan baterai. Tegangan baterai sanggup diperiksa memakai alat volt meter atau bisa memakai multimeter/ multitestes pada skala volt.

Pemeriksaan tegangan memakai multimeter dilakukan dengan cara :
  1. Set 0 multimeter, pastikan jarum pada posisi “0”.
  2. Putar selektor pada skala DC Volt, arahkan pada angka tegangan diatas dari tegangan baterai (diatas 12 V).
  3. Pasangkan probe merah ke terminal nyata baterai dan probe hitam ke terminal negatif baterai.
  4. Baca ukuran baterai.
Tegangan baterai yang baik yaitu mengatakan angka 12 volt atau diatasnya. Bila tegangan baterai kurang maka ada kemungkinan baterai butuh di charger atau baterai sudah rusak.

Pemeriksaan dengan memakai alat ukur kedua yaitu investigasi berat jenis baterai (pada baterai basah). Pemeriksaan berat jenis sanggup memakai hydrometer.

Cairan elektrolit akan bereaksi secara kimia ketika terjadinya pengosongan atau pengisian listrik.

Nilai berat jenis elektrolit baterai diperiksa pada tiap-tiap selnya. Jika baterai baik (kondisi terisi) maka akan mengatakan berat jenis sekitar 1,25 hingga 1,27.

0 Response to "Cara Investigasi Baterai (Accu)"

Total Pageviews