Timing belt merupakan komponen yang terbuat dari materi sabuk karet yang berpengaruh dan pada salah satu sisinya terdapat penggalan yang bergigi. Timing belt berfungsi untuk menghubungkan antara komponen cam shaft (poros nok) dengan komponen crank shaft (poros engkol) melalui sprocket (roda gigi) cam shaft dengan sprocket crank shaft.
Timing sanggup diartikan sebagai waktu, waktu yang dimaksud yaitu waktu pembukaan katup/ klep/ valve, lantaran komponen cam shaft berfungsi untuk mengatur waktu kapan buka dan tutupnya katup-katup (katup hisap dan katup buang).
Waktu pembukaan katup-katup ini harus sesuai dengan kondisi langkah piston, contohnya ketika langkah hisap maka katup yang membuka yaitu katup hisap dan katup buang dalam keadaan menutup dan lain sebagainya.
Di dalam proses pelepasan dan pemasangan timing belt yang harus diperhatikan yaitu gejala yang terdapat pada sprocket cam shaft dan sprocket crank shaft. Tanda-tanda tersebut harus dipasang secara benar dan sempurna bila tidak sempurna maka akan mengakibatkan gangguan yaitu timing bukaan katup tidak akan tepat, dan kesannya akan menurunkan kinerja mesin. Jika kesalahan pemasangan tanda pada sprocket terlalu jauh maka sanggup berakibat terjadinya ukiran antara katup dengan piston sehingga akan merusakkan penggalan piston maupun katup. Oleh lantaran itu pemasangan timing belt harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan buku manual kendaraan lantaran setiap kendaraan mempunyai tanda pemasangan yang belum tentu sama.
Hal yang perlu diperhatikan juga ketika pemasangan timing belt yaitu timing belt dihentikan terlalu tegang (kencang) ataupun terlalu renggang (kendur). Pemasangan sabuk yang terlalu kencang akan berakibat timing belt akan cepat putus, sedangkan pemasangan sabuk yang terlalu kendur akan berakibat sabuk slip (gigi sabuk loncat) serta sanggup menjadikan bunyi.
Timing belt yang dipakai lama-kelamaan akan menurun kualitasnya sehingga harus diganti. Jika timing belt tidak pernah diganti maka kesannya akan fatal yaitu timing belt sanggup putus. Ketika timing belt putus dalam keadaan mesin menyala maka penggalan katup dan piston sanggup terjadi ukiran sehingga justru akan memakan biaya yang lebih mahal untuk perbaikan.
Timing belt diganti sehabis menempuh jarak sekitar 80.000 km hingga 15.000 km tergantung jenis kendaraannya (untuk lebih jelasnya perhatikan buku manual kendaraan tersebut). Selain penggantian yang perlu dilakukan yaitu investigasi timing belt secara berkala. Pemeriksaan bersiklus ini dilakukan untuk menyelidiki kondisi timing belt dari kemungkinan retak, timing belt kendur dan apakah ada oli pelumas yang masuk kebagian timing belt. Timing belt yang terkena oli akan cepat rusak dan sanggup mengakibatkan terjadinya slip, oleh lantaran itu selalu hindari oli dari timing belt. Bila terjadi kebocoran oli masuk ke penggalan timing belt maka segera lakukan langkah perbaikan.
Beberapa duduk perkara yang sering terjadi pada timing belt yaitu :
- Terdengar bunyi “wuk wuk wuk” dari penggalan mesin, hal tersebut sanggup terjadi apabila pemasangan timing belt kendor.
- Suara mesin bergairah dan tidak bertenaga, hal tersebut juga sanggup terjadi kalau pemasangan timing belt tidak sempurna (timing belt loncat sehingga tanpa pada sprocket atau roda gigi tidak tepat).
- Suara mesin yang kasar, hal tersebut juga sanggup terjadi kalau kondisi tensioner timing belt yang sudah rusak.
- Mesin yang tiba-tiba mogok, hal tersebut juga sanggup terjadi apabila timing belt putus lantaran timing belt yang tidak pernah diganti.
0 Response to "Fungsi Timing Belt Dan Cara Merawat Timing Belt"